Kamis, 01 Mei 2014


Bab 2. MEMAHAMI STRATEGI

Tujuan Instruksional Khusus

 Setelah mempelajari bab ini, Anda akan dapat:
1.Mendefinisikan tujuan organisasi, jenis-jenis tujuan organisasi
2.Memahami pengukuran tujuan keuangan organisasi dengan ROI, sebagai pengukuran profitabilitas
3.Mengetahui konsep strategi dan formulasi strategi
4.Menjelaskan strategi di tingkat korporat dan unit bisnis
5. Menjelaskan keunggulan bersaing unit bisnis

Materi Pembahasan:

1. Goals/ Tujuan organisasi
2.Konsep strategi
3.Strategi level korporat / kantor pusat
4.Strategi unit bisnis


A. Tujuan

Tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai oleh organisasi. Tujuan dapat dikelompokkan menjadi tujuan finansial dan non-finansial / keuangan. Tujuan keuangan adalah untuk mendapatkan laba yang memuaskan bagi pemilik dan pihak-pihak yang terkait dengan organisasi.  Sedangkan tujuan non keuangan  dapat berupa, seperti menyediakan lapangan kerja, membantu pemerintah menghasilkan devisa, mensejahterakan masyarakat sekitar, memperbaiki lingkungan, dsb.

Profitabilitas
“Profitabilitas” mengacu pada laba dalam jangka panjang, bukan laba kuartal atau tahun berjalan. Banyak pengeluaran pada periode berjalan(misalnya,jumlah uang yang dikeluarkan untuk iklan atau penelitian dan pengembangan) mengurangi laba saat ini namun meningkatkan laba jangka panjang.
Sejumlah CEO hanya menekankan sebagian dari persamaan profitabilitas tersebut. Jack Welch, CEO dari General Electric Company, secara terus terang memfokuskan diri pada pendapatan; dia mengatakan bahwa General Electric jangan bergerak pada bidang bisnis yang tingkat pendapatan dari penjualannya tidak menempati posisi teratas atau setidaknya masuk dalam dua besar. Hal ini tidak berarti bahawa welch mengabaikan komponen –komponen lain dari persamaan tersebut.

Profitabilitas dapat dihitung dengan menggunakan formula Return on Investment ( ROI ), yaitu:
ROI =  Laba operasi ( penjualan – beban) / Penjualan X Penjualan / Investasi
Laba operasi / Penjualan = Profit Margin
Penjualan / Investasi = Investment turnover (perputaran investasi).
Secara ringkas ROI dapat dihitung dengan
 

rumus ROI = Laba operasi
                         Investasi

Contoh:
Penjualan = Rp 1.000.000,--
Beban     =  Rp    800.000,--
Laba      =  Rp 200.000,-
Investasi  = Rp 500.000,-

ROI = (Rp 200.000,- / Rp 1.000.000,- = 20 % ) X ( Rp 1.000.000,-- / Rp 500.000,-= 2X ) =  40 %.
Berdasar rumus ini, profitabilitas perusahaan akan meningkat apabila  dua variabel dari rumus ROI tersebut semakin meningkat. Apabila profit margin meningkat dengan tingkat perputaran investasi yang konstan maka ROI akan semakin besar. Atau dengan profit margin yang sama tetapi perputaran investasi naik, maka ROI juga akan naik sehingga profitabilitas perusahaan menjadi semakin baik.

Memaksimalkan Nilai Pemegang Saham

Pada tahun 1980-an dan 1990-an, istilah “nilai pemegang saham” (shareholder value) sering muncul dalam literatur bisnis. Konsepnya adalah tujuan yang semestinya bagi sebuah perusahaan yang mencari laba adalah  memaksimalkan nilai pemegang saham. Akan tetapi diyakini bahwa  mencapai tingkat laba yang memuaskan adalah cara yang lebih baik dalam  menetapkan tujuan perusahaan. Ada dua alasan untuk itu.
            Pertama, istilah “memaksimalkan” menyiratkan bahwa selalu ada cara untuk mendapatkan jumlah maksimum yang dapat dihasilkan oleh sebuah perusahaan.
            Kedua, meskipun upaya mengoptimalkan nilai pemegang saham mungkin menjadi tujuan utama, namun ini bukan berarti merupakan satu – satunya tujuan bagi banyak organisasi.

Risiko

Tingkat pengambilan resiko sangat bervariasi, tergantung pada kepribadian  atas masing – masing individu di jajaran manajemen. Akan tetapi selalu ada batas atas; sejumlah organisasi perusahaan secara terang – terangan menyatakan bahwa tanggung jawab utama manajemen adalah menjaga aset – aset perusahaan, sedangkan profitabilitas menjadi tujuan kedua.

B. Konsep Strategi

Walaupun definisi berbeda satu sama lain, ada kesepakatan umum bahwa strategi mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Setiap organisasi yang dikelola dengan baik mempunyai satu strategi atau lebih, walaupun mungkin tidak dinyatakan secara eksplisit. Selebihnya dari bab ini membahas jenis – jenis umum strategi yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya.
Strategi dapat ditemukan pada dua tingkatan: (1) strategi untuk organisasi keseluruhan, dan (2) strategi untuk unit bisnis dalam organisasi. Sekitar 85% dari perusahaan industri Fortune 500 di AS memiliki lebih dari satu unit bisnis dan sebagai akibatnya merumuskan strategi pada kedua tingkatan.

Untuk menentukan strategi, biasanya perusahaan melakukan analisis yang disebut dengan SWOT Analysis, yaitu analisis kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan tantangan (threats). Berikut ini adalah bagan formulasi strategi dengan swot analysis.
Gambar 2.1
Formulasi Strategi

 
Menetapkan  Internal  competence Dan  peluang external
 
STRATEGI ORGANISASI
 
 
























C. Strategi Tingkat Korporat
Strategi korporat adalah mengenai keberadaan di tengah – tengah bauran bisnis yang tepat. Pada tingkat korporat masalahnya adalah : (1) definisi bisnis dimana perusahaan akan berpartisipasi, dan (2) penguasaan sumber daya antarbisnis – bisnis tersebut. Analisis strategi tingkat korporat menghasilkan keputusan yang melibatkan bisnis yang akan ditambah, bisnis yang akan dipertahankan, bisnis yang akan ditekankan, bisnis yang akan dikurangi perhatiannya, dan bisnis yang diinvestasi (dijual).
Pada tingkat korporat, salah satu dimensi yang paling signifikan dimana konteks strategis berbeda adalah tingkat dan jenis diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan – perusahaan yang berbeda.

Ada 3 jenis strategi di level korporat, yaitu:
  1. Single industry Firms, yaitu perusahaan akan berpartisipasi dalam bisnis tunggal, seperti yang diterapkan oleh MCDonalds, Ayam Bakar Wong Solo, Ayam Ny. Suharti.
  2. Related Diversified Industry, yaitu perusahaan berpartisipasi dalam bisnis yang beragam tetapi masih saling terkait produk yang dihasilkan, misal, bisnis produk kesehatan, seperti Procter & Gamble’s, Unilever.
  3. Un-Related Diversified Industry, yaitu perusahaan berpartisipasi dalam bisnis yang beragam yang tidak saling terkait antar produk yang dihasilkan, misalkan, usaha bank, asuransi, manufaktur, perdagangan, perkebunan, peternakan, hotel, dll.
Pemilihan strategi masing-masing di atas dapat mempengaruhi perancangan sistem pengendaliannya.  Misal, dari segi organisasi, single industry akan berbeda dengan related diversified maupun un-related diversified indusrtry.  Rancangan sistem pengendalian untuk berbagai strategi di atas akan dibahas khusus pada bab 13.

D. Strategi Unit Bisnis
Strategi unit bisnis berkenaan dengan bagaimana menciptakan dan memelihara keunggulan kompetitif dalam masing-masing industri yang telah dipiliholeh suatu perusahaan untuk berpartisipasi. Strategi unit bisnis tergantung pada dua aspek yang saling berkaitan, yaitu (1) misinya dan (2) keunggulan kompetitifnya.

Misi Unit Bisnis
Dalam perusahaan dengan diversifikasi, salah satu tugas dari manajemen senior adalah mengalokasikan sumber daya, yakni membuat keputusan mengenai penggunaan kas yang dihasilkan dari beberapa unit bisnis untuk mendanai pertumbuhan dalam unit bisnis lain. Beberapa model perencanaan telah dikembangkan untuk membantu manajer tingkat korporat dalam mengalokasikan sumber daya secara efektif. Model-model ini menyarankan bahwa perusahaan memiliki unit-unit bisnis dalam beberapa kategori, yang diidentifikasi dengan misinya; strategi yang tepat untuk setiap kategori tentu berbeda.










Gambar 2.2 Misi Unit Bisni:Model BCG
                                                Tinggi        Sumber Kas           Rendah
 

                                Tinggi                                                                     Tinggi
Tingkat pertumbuhan pasar
 
Penggunaan Kas
 
 





                                 Rendah                                                                 Rendah
Rendah
 
 






Empat misi bisnis menurut Boston Consulting Group (BCG) dapat dijelaskan sebagai berikut:

Build
Misi ini menyiratkan  suatu sasaran  untuk meningkatkan  pangsa pasar (market share) dimana pertumbuhan pasar relatif tinggi, tetapi sumber kasnya rendah,  sehingga penggunaan kasnya tinggi karena dana dibutuhkan untuk meningkatkan pangsa pasar.  Pangsa pasar sendiri dapat dihitung dengan cara membagi penjualan perusahaan pada tahun tertentu dengan total penjualan industri pada tahun tertentu, yang hasilnya adalah %

Hold
Misi strategik ini melindungi dan mempertahankan pangsa pasar  unit bisnis dan  posisi bersaingnya di pasar.

Harvest
Misi strategik ini mempunyai sasaran untuk maksimisasi  laba jangka pendek dan  arus kas. Dalam misi strategik ini, perusahaan telah mempunyai pangsa pasar yang tinggi walaupun dalam keadaan pertumbuhan industri yang relatif rendah.

Divest
Misi strategik ini mengindikasikan  suatu keputusan untuk membubarkan bisnisnya atau melaui likuidasi perlahan-lahan atau penjualan unit bisnis ke lauar. Hal ini ditunjukkan oleh adanya suatu fakta perkembangan selama beberapa periode, di mana pangsa pasar yang selalu rendah sementara pertumbuhan pasar industrinya juga rendah, sehingga perusahaan tidak dapat tumbuh secara sehat dan menguntungkan. Dengan demikian, strategi yang memungkinkan adalah keluar dari bisnis yang dijalankan sekarang.

Keunggulan Kompetitif Unit Bisnis
Tiga pertanyaan yang saling berkaitan harus dipertimbangkan dalam mengembangkan keunggulan kompetitif unit bisnis. Pertama, apa struktur industri di tempat unit bisnis beroperasi? Kedua, bagaimana unit bisnis seharusnya mengeksploitasi struktur industri? Ketiga, apa yang akan menjadi basis keunggulan kompetitif unit bisnis? Ada dua pendekatan sebagai bantuan dalam mengembangkan keunggulan kompetitif yang lebih superior dan berkesinambungan:

Analisis Industri
1. Intensitas persaingan diantara para pesaing yang ada
2. Daya tawar pelanggan
3. Daya tawar pemasok
4. Ancaman dari barang subtitusi
5. Ancaman pendatang baru yang masuk industri

Gambar 2.3. Analisis Struktur Industri: Model lima kekuatan Porter
Pendatang
Baru
 
Barang
Pengganti
 
 

















Keunggulan Bersaing Generik
Menurut Porter, unit bisnis mempunyai cara generic untuk merespons terhadap kesempatan dalam lingkungan eksternal dan mengembangkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan yaitu biaya rendah dan differensiasi.

Biaya rendah  
Kepemimpinan biaya dapat diperoleh melalui beberapa pendekatan seperti skala ekonomis dalam produksi, pengendalian biaya yang ketat dan minimalisasi biaya.




Differensiasi
Fokus utama strategi ini adalah melakukan differensiasi penawaran produk yang dihasilkan oleh unit bisnis, sehingga menciptakan sesuatu yang unik. Diferensiasi dapat dilakukan pada  “brand loyalty” seperti coca cola di minuman ringan, product design dan features, keamanan, pelayanan, teknologi informasi, seperti pada produk HP electronic, mobil BMW, Mercedez, jam rolex, dsb.

Analisis rantai nilai
Secara teoritis, keunggulan kompetitif dipasar pada intinya berasal dari penyediaan nilai pelanggan lebih baik untuk biaya yang sama atau nilai pelanggan yang sama untuk biaya yang lebih rendah. Rantai keunggulan kompetitif tidak diperiksa secara berarti pada tingkat unit bisnis secara keseluruhan, namun memisahkan perusahaan kedalam kegiatan strategisnya yang berbeda.

Pertanyaan yang diarahkan pada aktivitas yang menambah nilai, seperti:
  1. Dapatkah kita mengurangi biaya, sementara nilai / penghasilan konstan?
  2. Dapatkah kita meningkatkan revenue pada aktivitas ini, sementara biaya konstan?
  3. Dapatkah kita mengurangi asset pada aktivitas ini, sementara  biaya dan penghasilan konstan?
  4. Yang paling penting, apakah kita dapat melakukan point 1,2,3 secara bersama-sama?












Gambar 2.4. Value chain pada organisasi bisnis, pada umumnya.

 





         Aktivitas pendukung: keuangan,  SDM, Tekonologi informasi

 



Untuk meningkatkan nilai kepada pelanggan, maka setiap bagian yang dapat menciptakan nilai tambah harus dioptimalkan kinerjanya, seperti pada aktivitas pengembangan produk yang dilakukan pada bagian riset dan pengembangan, kemudian rancangan produk yang sesuai dengan harapan konsumen, bahan yang berkualitas, proses produksi dengan teknologi produksi yang efisien, pemasaran dan penjualan serta pelayanan kepada pelanggan. Untuk menciptakan nilai tambah, maka diperlukan kegiatan lain sebagai aktivitas pendukung, seperti kegiatan keuangan, sumber daya manusia, dan teknologi informasi.


BUSINESS PLAN

BUSINESS PLAN

I. Bentuk Formal Business Plan

1)    Halaman Depan
Dicantumkan nama dan alamat perusahaan, nama orang yang bertanggung jawab yang bisa dihubungi sewaktu-waktu
2)    Daftar Isi

Membuat daftar isi secara rinci dengan nomer-nomer halamannya

3)    Rangkuman eksekutif
Sangat penting karena pembaca ingin melihat secara cepat ttg isi keseluruhan business plan. Rangkuman ini merupakan inti dari perencanaan.
4)    Penjelasan tentang Perusahaan

Diungkapkan strategi perusahaan serta tim manajemen yang mengelola perusahaan

5)    Pemasaran
Diungkapkan pasar yang dituju seberapa besar potensi pasar dan berbagai strategi serta ramalan tentang target konsumen dimasa yang akan datang
6)    Barang dan jasa yang dihasilkan
Diungkapkan mengenai kualitas, kuantitas dan kegunaan dan keistimewaan barang dan jasa yang ditawarkan
7)    Usaha meningkatkan penjualan
Dijelaskan tentang berbagai teknik promosi yang akan digunakan, tenaga penjualan, perwakilan-perwakilan penjualan, dsb
8)    Permodalan
Diungkapkan rencana permodalan dan proyek permodalan neraca pendahuluan, aliran kas, dan pendapatan
9)    Apendix
Dilampirkan berbagai keterangan yang diperlukan untuk melengkapi business plan. Misalnya akte pendirian perusahaan, SIUPP, sertifikat, dsb






II. OUTLINE Business Plan

I.   Pendahuluan

-      Nama dan alamat Perusahaan
-      Nama dan alamat Pemilik
-      Nama dan alamat penanggungb jawab
-      Informasi tentang bisnis yang dilaksanakan

II. Rangkuman eksekutif; lebih kurang 3 halaman yang menjelaskan secara komplit isi business plan.

III. Analisis Industri

-      Prespektif masa depan industri
-      Analisis persaingan
-      Segmen pasar yang dimasuki
-      Ramalan produk yang dihasilkan

IV. Deskripsi tentang Usaha
-      Produk yang dihasilkan
-      Jasa pelayanan
-      Ruang lingkup usaha
-      Personalia dan perlengkapan kantor
-      Latar belakang identitas pengusaha

V. Rencana produksi
        Untuk pabrik/industri

VI. Rencana Pemasaran
-      Penetapan harga
-      Pelaksanaan distribusi
-      Promosi yang akan dilakukan
-      Pengembangan produk

VII. Perencanaan organisasi
Bentuk kepemilikan dan struktur organisasi
-      informasi tentang partner
-      Uraian tentang kekuasaan
-      Latar belakang anggota tim manajemen
-      Peranan dan tanggung jawab personalia dalam organisasi

VIII. Resiko
-      Evaluasi tentang kelemahan bisnis
-      Gambaran teknologi

IX. Perencanaan Permodalan
Neraca permulaan perusahaan
-      Proyeksi aliran kas
-      Analisa titik impas
-      Sumber-sumber permodalan

X. Appendix
-      Surat-surat
-      Data penelitian pasar
-      Surat-surat kontrak dan dokumen perjanjian lainnya
-      Daftar harga dari pemasok barang
Contoh Business Plan Untuk Usaha Baru dan Pengembangan usaha

I.      Latar Belakang
Latar belakang pendirian perusahaan, keadaan persaingan, terbukanya peluang usaha fasilitas yang dimiliki, dan prospek usaha
II.    Identitas Pemilik
Nama dan identitas pemilik
III.   Data Perusahaan
Dicantumkan nama dan data-data perusahaan
IV.  Aspek produksi
Jenis dan jumlah mesin yang digunakan, kapasitas produksi, dan lain-lain
V.   Aspek Pemasaran
Sistem distribusi, sistem pembayaran, konsumen sasaran, wilayah pemasaran, penguasaan dan segmentasi pasar, keuntungan, dll
VI.  Aspek keuangan
Kebutuhan rata-rata perbulan, untuk pembelanjaan, dan bahan baku, kebutuhan modal, dsb.