Kamis, 01 Mei 2014

Modul 3 FORMULASI TEORI AKUNTANSI : PENDEKATAN MODERN UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI

B. PENDEKATAN-PENDEKATAN MODERN UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI.

 Karena teori akuntansi merupakan suatu proses pembuktian, akhir-akhir ini pendekatan modern telah dikembangkan dan direvisi, dengan maksud membuktikan ataupun membentuk suatu teori akuntansi yang diharapkan mampu memberi solusi untuk masalah-masalah akuntansi.
 Pendekatan modern ini menunjukkan aliran baru penelitian akuntansi yang menggunakan pemikiran konseptual dan empiris untuk merumuskan dan membuktikan suatu kerangka akuntansi konseptual. Diantara pendekatan modern ini terdiri dari :
I. Pendekatan kejadian ( event approach )
II. Pendekatan perilaku (behavior approach)
III. Pendekatan prediktif (predictive approach)
IV. Pendekatan positif (positive approach)

I. PENDEKATAN KEJADIAN
Pendekatan kejadian mengusulkan bahwa tujuan akuntansi adalah memberikan informasi tentang  kejadia ekonomi yang relevan dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai model-model keputusan.
“Kejadian” menunjukkan setiap tindakan yang dapat digambarkan oleh satu atau lebih ukuran/sifat dasar. Kejadian disini adalah difokuskan  pada kejadian ekonomi. Supaya dapat dikatakan bahwa suatu kejadian tersebut adalah kejadian ekonomi, harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Berdasarkan hasil observasi/pengamatan.
2) Dapat diidentifikasi,
3) Mempunyai nilai rupiah atau satuan moneter.

Laporan Keuangan dan Pendekatan kejadian

Apa konsekuensi pendekatan kejadian terhadap laporan keuangan tahunan konvensional.
Menurut pendekatan kejadian, neraca merupakan sebagai suatu komunikasi tidak langsung seluruh kejadian akuntansi yang relevan untuk perusahaan sejak terbentuknya.

Teori Kejadian Normatif
Teori kejadian normatif akuntansi untuk sementara diikhtisarkan sebagai berikut : Agar supaya orang-orang yang berkepentingan (investor, karyawan, manajer, nasabah, agen pemerintah, dan lembaga-lembaga yang bersifat toleran) dengan lebih baik merencanakan masa depan organisasinya.
Tujuan teori kejadian normatif adalah memaksimumkan akurasi peramalan laporan akuntansi dengan memfokuskan pada sifat kejadian yang lebih relevan, yang sangat penting sekali bagi para pemakai laporan keuangan.
Satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah menyusun suatu sistem informasi akuntansi kejadian sebagai konsep dasar data umum.
Komponen-komponen sistem informasi akuntansi kejadian:
Dasar data masal yang berisikan suatu catatan seluruh kejadian dalam beberapa bentuk yang digeneralisir.
Struktur yang ditetapkan pemakai yang menerapkan struktur konseptual mengenai kejadian.
Fungsi yang ditetapkan pemakai untuk menggunakan data.
Kelemahan-kelemahan pendekatan kejadian
Informasinya terlalu berat sebagai akibat usaha mengukur karakteristik yang relevan dari seluruh kejadian yang sangat vital yang mempengaruhi sebuah perusahaan.
Kriteria yang memadai untuk pemilihan kejadian yang sangat vital belum dikembangkan.
Mengukur seluruh karakteristik kejadian ternyata sulit, dengan adanya kedudukan akuntansi sebagai seni.

II. PENDEKATAN PERILAKU

Kebanyakan pendekatan tradisional tidak mempertimbangkan perilaku pemakai, dan asumsi-asumsi yang berkaitan perilaku pada umumnya. Oleh karena dikembangkan pendekatan perilaku.
Pendekatan perilaku terhadap perumusan teori akuntansi dikaitkan dengan perilaku manusia yang menyangkut masalah dan informasi.

Akibat perilaku informasi akuntansi

Informasi akuntansi, ditinjau dari sisi dan bentuknya dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan individu, meskipun sudah jelas dan mudah diterima oleh umum, akan tetapi disarankan agar melakukan penelitian demi kesempurnaan sistem akuntansi dan pelaporan.

Studi penelitian di bidang perilaku telah memeriksa model-model pelaporan alternatif dan mengungkapkan praktek-praktekd untuk menilai pilihan-pilihan yang tersedia ditinjau dari relevansinya dan pengaruhnya terhadap perilaku.

Lima kelompok umum studi perilaku :

1. Kecukupan pengungkapan
Tiga pendekatan dipergunakan untuk menguji kecukupan pengungkapan.
i. Menguji pola pemakaian data dengan maksud untuk memecahkan masalah-masalah yang kontroversial mengenai pencantuman informasi tertentu.
ii. Menguji persepsi dan sikap para kelompok berkepentingan yang berbeda-beda
iii. Menguji seberapa jauh unsur-unsur informasi yang berbeda-beda diungkapkan dalam laporan tahunan dan faktor-faktor penentu setiap perbedaan yang signifikan dalam kecukupan pengungkapan keuangan diantara perusahaan.


2. Kegunaan data laporan keuangan
Tiga pendekatan untuk menguji kegunaan laporan keuangan :
i. Menguji relatif pentingnya menanamkan  analisa unsur-unsur informasi yang berbeda.
ii. Menguji relevansi laporan keuangan bagi pengambilan keputusan yang mempergunakan eksperimen laboraturium
iii. Menguji efektivitas komunikasi data laporan keuangan ditinjau dari sudut kemampuan para pemakai.
3. Sikap praktek pelaporan perusahaan
Dua pendekatan dipergunakan untuk menguji sikap praktek pelaporan perusahaan
i. Menguji pemilihan teknik-teknik akuntansi alternatif
ii. Sikap masalah pelaporan pada umumnya, seperti berapa banyak informasi yang harus disediakan, berapa banyak informasi yang tersedia, dan penting unsur-unsur tertentu.
4. Pertimbangan materialitas
Dua pendekatan dipergunakan untuk menguji pertimbangan materialitas :
i. Menguji faktor-faktor utama yang menentukan pengumpulan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran data akuntansi.
ii. Memfokuskan pada apa yang dianggap masyarakat sebagai materialitas.

5. Akibat keputusan prosedur akuntansi alternatif
Menguji penggunaan teknik persediaan yang berbeda-beda, informasi tingkat harga, dan informasi non akuntansi.

III. PENDEKATAN PREDIKTIF

Sifat Pendekatan Prediktif
Pendekatan prediktif timbul dari masalah kesulitan menilai metode alternatif mengukur akuntansi dan dari pencarian suatu kriteria sebagai dasar pemilihan antara alternatif-alternatif pengukuran.
Pendekatan prediktif terhadap perumusan suatu teori akuntansi mempergunakan kriteria kemampuan prekdiktif. Kemampuan prediktif berarti bahwa pemilihan diantara opsi-opsi akuntansi yang berbeda-beda akan tergantung pada kemampuan metode tertentu meramalkan kejadian penting yang menarik pemakai.
Sebuah penelitian akuntansi empiris yang sedang tumbuh telah dikembangkan dari pendekatan prediktif, yaitu :
1. Kemampuan data akuntansi untuk menjelaskan dan meramalkan kejadian ekonomi.
2. Kemampuan data akuntansi untuk menjelaskan dan meramalkan pasar pada pengungkapan


I. PREDIKSI KEJADIAN EKONOMI
Menurut perspektif pendekatan prediktif terhadap perumusan teori Akuntansi harus dinilai atas dasar kemampuannya meramalkan kejadian ekonomi.
Manifestasi dalam pendekatan prediktif :
1. Kemampuan meramalkan penghasilan
2. Kemampuan prediksi laporan sementara
3. Prediksi kegagalan badan hukum
4. Peramalan tarif obligasi dan premi obligasi
5. Prediksi pengambil-alihan (akuisisi)
6. Kemampuan prediktif ukuran dekomposisi informasi

II. PREDIKSI REAKSI PASAR

1. Pasar modal dan akuntansi ekstern
Menurut salah satu penafsiran prediktif, pengamatan reaksi pasar modal dapat dipergunakan sebagai suatu penuntun penilaian dan pemilihan diantara berbagai pengukuran akuntansi

2. Model Pasar yang Tepat Guna
Suatu pasar yang benar-benar tepat guna adalahg pasar yang senantiasa dalam keadaan equlibrium terus menerus, sehingga nilai instrinsik surat berharga bergerak secara tidak sengaja dan harga pasar selalu sama dengan nilai intrinsik yang mendasari setiap saat..

Fama, membedakan tiga tingkat pasar modal yang efisien :
1. Hipotesis pasar modal yang lemah
Menyatakan bahwa equilibrium hasil (harga) saham yang diperoleh hari ini adalah informasi harga saham yang sudah lewat (masa lalu). Dengan kata lain, harga historis dan data volume surat berharga tidak mengandung informasi yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan suatu keuntungan yang lebih besar pada suatu strategi “membeli dan menyimpan”.

2. Hipotesis pasar modal semi-kuat
Menyatakan bahwa equilibrium hasil (harga) yang diharapkan mencerminkan sepenuhnya seluruh infomasi yang tersedia untuk umum, yang bersifat khusus belum dipublikasikan.
3. Hipotesis pasar modal yang kuat
Menyatakan bahwa equilibrium hasil (harga) yang diharapkan mencerminkan seluruhnya informasi (tidak hanya informasi yang tersedia untuk umum). Dengan kata lain, untuk memperoleh hasil yang maksimum semua informasi seluruhnya dapat tersedia, termasuk informasi dari orang-orang dalam.

STATUS PARADIGMATIS AKUNTANSI

Akuntansi : Suatu Ilmu Multi-Paradigmatis
Suatu pemeriksaan terhadap buku pelajaran akuntansi yang sudah ada memperkenankan kita mengidentifisir paradigma-paradigma akuntansi sebagai berikut :
1. Paradigma yang berkaitan dengan antropologi, yang menetapkan praktek-praktek akuntansi sebagai bidang kekuasaan akuntansi
2. Perilaku paradigma pasar, yang menetapkan reaksi pasar modal sebagai bidang kekuasaan akuntansi
3. Paradigma kejadian ekonomi, yang menetapkan peramalan kejadian ekonomi sebagai bidang kekuasaan akuntansi.
4. Paradigma proses pengambilan keputusan, yang menetapkan teori-teori keputusan dan proses pengambilan keputusan individu sebagai bidang kekuasaan akuntansi
5. Paradigma pendapatan idiil, yang menetapkan ukuran prestasi sebagai bidang kekuasaan akuntansi
6. Paradigma informasi ekonomi, yang menetapkan penilaian informasi sebagai bidang kekuasaan akuntansi
7. Paradigma perilaku pemakai, yang menetapkan perilaku penerima informasi sebagai bidang kekuasaan akuntansi.


IV. PENDEKATAN POSITIF
Adalah suatu pendekatan yang menyatakan manajemen dapat memilih metode akuntansi alternatif yang diharapkan dapat meningkatka earnings.

C. Pendekatan Regulatori dalam formulasi Teori Akuntansi

Proses penetapan dan pelaksanaan standar merupakan masalah serius dalam profesi akuntansi dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Penentuan mekanisme terbaik dalam menetapkan keseragaman standar akuntansi merupakan faktor penting agar standar akuntansi dapat diterima dan bermanfaat.
Kebutuhan untuk mencapat tujuan sosial yang memuaskan mendukung perlunya regulasi akuntansi. Tujuan ini mencakup kewajaran laporan, informasi yang disajikan secara seimbang dan perlindungan terhadap investor.

Pendekatan regulasi dalam penyusunan standar akuntansi terdiri dari :
1. Pendekatan Pasar Bebas
Pendekatan pasar bebas dalam menghasilkan standar akuntansi dimulai dari asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah produk yang bersifat ekonomis, sama seperti barang atau jasa lainnya.

2. Pendekatan Sektor Swasta
Pendekatan sektor swasta dalam regulasi standar akuntansi menggunakan asumsi dasar bahwa kepentingan publik terhadap akuntansi akan terlayani dengan baik apabila penyusunan standar diserahkan kepada sektor swasta. Penyusunan standar secara swasta di Amerika Serikat dari tahun 1973 sampai sekarang dilakukan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB)
Pendukung pendekatan sektor swasta menggunakan swasta menggunakan argumen sebagai berikut :
a. FASB terlihat responsif terhadap berbagai konstituen
b. FASB tampak mampu menarik, sebagai anggota atau staf, orang-orang yang memiliki pengetahuan teknis yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem pengukuran dan pengungkapan alternatif.
c. FASB terlihat sukses dalam memperoleh tanggapan dari berbagai konstituensinya dan dalam menanggapi sejumlah masukan.

Penentang pendekatan sektor swasta menggunakan argumen sebagai berikut :
a. FASB tidak memiliki kewenangan statutori dan kekuatan untuk memaksakan  aturan yang dibuatnya, serta menghadapi tantangan penolakan oleh Kongres maupun oleh lembaga pemerintahan lainnya.
b. FASB sering dituduh tidak independen dari konstituennya yang besar, kantor akuntan publik dan koperasi.
c. FASB sering dituduh lamban dalam menanggapi isu-isu utama yang krusial bagi sejumlah konstituennya.


3. Pendekatan Sektor Publik
Regulasi sektor publik telah memperoleh legitimasi dan menjadi bagian dari tradisi Amerika maupun internasional serta bagian dari suatu kerangka yang sah.
Pendukung regulasi standar akuntansi oleh sektor publik menggunakan argumen sebagai berikut :
a. Secara umum sudah diketahui bahwa proses inovasi dalam akuntansi didasarkan pada peran lembaga pemerintahan.
b. Regulasi sektor publik dalam standar akuntansi dimotivasu oleh kebutuhan untuk melindungi kepentingan umum
c. Keinginan untuk menyajikan tingkat pengungkapan kepada publik yang dianggap perlu dan memadai dalam pembuatan keputusan.
d. Lembaga pemerintah mempunyai legitimasi yang lebih besar melalui kewenangan statutori yang lebih jelas. Selain itu lembaga pemerintah memiliki kekuatan memaksa yang lebih besar daripada lembaga sektor swasta.
e. Sejumlah tuntutan agar sektor publik menjadi pengawas dan pengendali muncul disaat suatu tujuan bertentangan dengan kepentingan umum.

Penentang regulasi standar akuntansi oleh sektor publik menggunakan argumen sebagai berikut :
a. Umumnya diketahui bahwa diperlukan biaya yang besar untuk memenuhi ketentuan pemerintah dalam penyajian informasi.
b. Beberapa orang berargumen bahwa birokrat mempunyai kecenderungan untuk memaksimalkan total anggaran biro mereka.
c. Akan timbul kondisi yang berbahaya apabila penyusunan standar semakin bersifat politis
d. Beberapa kalangan mempertanyakan tentang perlunya sistem pemerintahan yang didukung kekuatan kepolisian.













KESIMPULAN

Pendekatan tradisional dalam penyusunan teori akuntansi menggunakan metodologi normatif maupun deskriptif, pendekatan teoritis maupun non-teoritis, jalur pemikiran deduktif maupun induktif dan menekankan pada konsep kewajaran, kesejahteraan sosial atau kesejahteraan ekonomi. Pendekatan tradisional telah berkembang menjadi pendekatan eklektik dan mulai digantikan pendekatan-pendekatan baru yaitu pendekatan regulatori.

Pendekatan regulatori dalam penyusunan teori akuntansi terdiri dari pendekatan pasar bebas, pendekatan sektor swasta dan pendekatan sektor publik.




DAFTAR PUSTAKA

Hendriksen, Elden S. dan Michael F. Van Breeda. Teori Akunting. Edisi ke-5. Buku Satu. Batam: Interaksara, 2000.

Riahi – Belkoui, Ahmed. Teori Akuntansi. Jilid ke-1. Jakarta : Penerbit Salemba Empat, 2000.
Warren, Fees, Reeve, Accounting, USA: South-Western-College Publishing.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar