TAHAPAN KEGIATAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN
1. Penerimaan Penugasan Audit
Tahap
awal adalah mengambil keputusan untuk menerima atau menolak kesempatan
untuk menjadi auditor klien baru atau melanjutkan sebagai audior untuk
klien yang sudah ada.
2. Perencanaan Audit
Merupakan
tahap cukup sulit dan menentukan keberhasilan penugasan audit.
Perencanaan ini biasanya dilakukan antara tiga hingga enam bulan sebelum
akhir tahun buku klien.
3. Pelaksanaan Pengujian Audit
Tahap
ini sering disebut sebagai pelaksanaan pekerjaan lapangan. Tujuan
utamanya adalah untuk mendapatkan bukti audit efektivitas struktur
pengendalian intern klien dan kewajaran laporan keuangannya. Pengujian
ini dilakukan antara tiga sampai empat bulan sebelum akhir tahun buku
klien.
4. Pelaporan Temuan
Merupakan tahap terakhir dari suatu audit.
PENERIMAAN PENUGASAN
Apabila
auditor memutuskan untuk menerima suatu penugasan audit, maka auditor
harus memikul tanggungjawab professional terhadap masyarakat, klien, dan
terhadap anggota profesi akuntan public yang lain.
Langkah-langkah dalam Penerimaan Penugasan Audit :
1. Mengevaluasi integritas manajemen
a. Komunikasi dengan Auditor Pendahulu
Sebelum
menerima penugasan, PSA No. 16, Komunikasi Antara Auditor Pendahulu
dengan Auditor Pengganti (SA 315.02), mengharuskan auditor pengganti
untuk mengambil inisiatif untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu,
baik secara lisan maupun tertulis. Komunikasi harus dilakukan dengan
persetujuan klien, karena kode etik profesi melarang auditor untuk
mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam audit tanpa ijin
klien.
b. Mengajukan Pertanyaan pada Pihak Ketiga
Informasi
tentang integritas manajemen dapat diperoleh dari orang-orang yang
mengenal klien, seperti penasehat hukum klien, bankir, dan pihak–pihak
lain dalam lingkungan bisnis dan keuangan yang memiliki hubungan bisnis
dengan calon klien. Sumber informasi potensial lainnya, adalah mereview
berita yang berkaitan dengan penggantian manajemen puncak di majalah
atau surat kabar dan seandainya calon klien adalah perusahaan terbuka
yang menjual saham- sahamnya dipasar modal dan pernah diaudit auditor
lain, informasi bisa diperoleh dengan membaca laporan klien ke Bapepam
tantang penggantian auditor.
c. Mereview Pengalaman Masa Lalu dengan Klien
Auditor
harus mempertimbangkan secara cermat pengalaman berhubungan kerja
dengan manajemen klien di waktu yang lalu, seperti auditor harus
mempertimbangkan semua kekeliruan dan ketidak beresan material, serta
tindakan melawan hukum yang ditemukan dalam audit yang lalu. Auditor
juga mengajukan pertanyaan kepada manajemen mengenai berbagai hal
seperti ada tidaknya kewajiban bersyarat ( contingencies ), lengkap
tidaknya notulen rapat dewan komisaris, dan kepatuhan terhadap peraturan
yang berlaku. Kebenaran jawaban manajemen atas pertanyaan- pertanyaan
tersebut dalam audit yang lalu harus dipertimbangkan dengan cermat dalam
mengevaluasi integritas manajemen.
2. Mengidentifikasi keadaan-keadaan khusus dan resiko tidak biasa
a. Mengidentifikasi Pemakai Laporan Keuangan Auditan
Auditor
harus mempertimbangkan apakah klien merupakan perusahaan publik (
menjual saham- sahamnya kepada masyarakat ) atau perusahaan privat,
kepada siapa saja atau kepada pihak ketiga mana diperkirakan klien
berpotensi mempunyai kewajiban sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Auditor harus mempertimbangkan apakah laporan audit yang biasa
akan cukup untuk memenuhi kebutuhan semua pemakaian laporan atau apakah
perlu dibuat laporan khusus.
b. Memperkirakan Adanya Persoalan Hukum dan Stabilitas Keuangan Klien
Auditor
harus berusaha untuk mengidentifikasi dan menolak calon klien yang
memiliki resiko tinggi terkena gugatan hokum, seperti : investigasi
aparat pemerintah mengenai hasil produksi, dan ketidakstabilan keuangan.
Bahkan apabila tidak terdapat petunjuk adanya kesulitan yang sedang
dihadapi perusahaan, auditor harus mempertimbangkan timbulnya masalah
seperti itu di masa datang bersamaan dengan menurunnya kondisi
perusahaan. Prosedur yang dapat digunakan auditor untuk mengidentifikasi
hal- hal semacam itu adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada
manajemen, menganalisa laporan keuangan yang pernah diterbitkan baik
yang diaudit maupun tidaki diaudit, dan apabila memungkinkan dengan
mereview laporan- laporan yang disampaikan kepada berbagai instansi.
c. Mengevaluasi Auditabilitas Perusahaan Klien
Auditor
harus mengevaluasi apakah terdapat kondisi- kondisi lain yang
menimbulkan pertanyaan mengenai auditabilitas klien. Kondisi- kondisi
tersebut antara lain misalnya perusahaan tidak memiliki catatan
akuntansi atau catatan akuntansinya buruk sekali, perusahaan tidak
memiliki struktur pengendalian intern yang memadai, atau kemungkinan
adanya pembatasan dari klien atas audit yang akan dilakukan. Bila
auditor berhadapan dengan situasi demikian, maka sebaiknya ia menolak
untuk menerima penugasan, atau klien harus diberi pengertian mengenai
kemungkinan adanya pengaruh dari kondisi demikian terhadap laporan
auditor.
3. Menetapkan kompetensi untuk melekukan audit
Standar umum yang pertama dalam standar auditing menyatakan bahwa :
“Audit harus dilaksankan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor”.
a. Penetapan Tim Audit
Tujuan
elemen pengendalian mutu ini adalah untuk melihat bahwa tingkat
keahlian teknis dan pengalaman tim audit akan dapat memenuhi keburuhan
untuk menangani penugasan secara profesional. Dalam menetapkan anggota
tim, perlu dipertimbangkan pula sifat dan luasnya supervisi yang harus
dipersiapkan. Tim audit pada umumnya terdiri dari :
• Seorang partner yang bertanggung jawab penuh dan merupakan penanggung jawab akhir dari suatu penugasan.
• Seorang manajer atau lebih yang mengkoordinasi dan melakukan supervisi pelaksanaan program audit.
•
Seorang senior atau lebih yang bertanggung jawab atas sebagian program
audit dan melakukan supervisi serta mereview pekerjaan staf asisten.
• Staf asisten yang mengerjakan berbagai prosedur audit yang diperlukan.
b. Mempertimbangkan Kebutuhan Konsultasi dan Penggunaan Spesialis
Auditor
perlu mempertimbangkan kemungkinan penggunaan konsultasi dan spesialis
untuk membantu tim audit dalam melaksanakan audit. Elemen pengendalian
mutu yang berkaitan dengan konsultasi menyatakan bahwa kantor akuntan
publik harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk memperoleh jaminan
memadai bahwa personil kantor akuntan publik membutuhkan bantuan,
sepanjang diperlukan, dari orang atau orang- orang yang memiliki tingkat
pengetahuan, integritas, kebijaksanaan, dan otoritas yang sesuai . PSA
No. 39, Penggunaan Pekerjaan Spesialis (SA 336), menyatakan bahwa
auditor bisa menggunakan pekerjaan spesialis untuk mendapatkan bukti
kompeten. Contoh spesialis, antara lain :
• Penilai (appraiser) untuk mendapatkan bukti tentang penilaian atas barang seni.
• Insinyur tambang untuk menentukan jumlah cadangan atau deposit barang tambang yang ada di suatu pertambangan.
• Aktuaris untuk menentukan jumlah rupiah program pensiun yang akan digunakan dalam akuntasi.
• Penasehat hukum untuk memperkirakan hasil akhir dari suatu perkara pengadilan yang masih berjalan.
• Konsultan lingkungan untuk menentukan pengaruh undang- undang dan peraturan tentang lingkungan.
4. Mengevaluasi indepedensi
Standar auditing kedua menyatakan bahwa
”Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh audit”.
Selain
diatur dalam standar auditing, independensi dalam penugasan audit juga
diwajibkan oleh Kode Etik IAI, disamping merupakan salah satu elemen
dari elemen-elemen pengendalian mutu. Salah satu prosedur yang ditempuh
adalah mengirim surat edaran kepada semua staf profesional KAP yang
bersangkutan dengan menyebut nama calon klien, untuk mengidentifikasi
kemungkinan adanya hubungan keuangan atau bisnis dengan calon klien
tersebut. Bila disimpulkan syarat independensi tidak dipenuhi, maka
penugasan harus ditolak atau calon klien harus memberi informasi apabila
audit tetap dilaksanakan, maka auditor akan memberikan pendapat ”
menolak memberi pendapat ”.
5. Menentukan kemampuan untuk bekerja dengan cermat dan seksama
Standar auditing ketiga menyatakan bahwa
”Dalam
pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama”.
- Saat Penunjukan
Penunjukan
auditor secara dini oleh klien dan penerimaan penugasan oleh auditor
akan berpengaruh pada perencanaan audit. Sebaliknya apabila penerimaan
penugasan terjadi saat mendekati atau sesudah akhir tahun buku, auditor
bisa mendapat berbagai hambatan dalam perencanaan audit dan pelaksanaan
pekerjaan lapangan..
- Penjadwalan audit.
Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan umumnya dibagi menjadi dua kategori berikut :
Pekerjaan
interim yaitu pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan dalam kurun
waktu antara tiga sampai empat bulan sebelum tanggal neraca.
Pekerjaan
akhir tahun yaitu pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan dalam
kurun waktu tidak lama sebelum tanggal neraca sampai kira-kira tiga
bulan setelah tanggal neraca.
- Penaksiran Kebutuhan Waktu.
Dalam
mempertimbangkan penerimaan penugasan, auditor biasanya membuat suatu
taksiran kebutuhan waktu audit. Pembuatan taksiran kebutuhan waktu
meliputi estimasi tentang jumlah jam yang diperkirakan dibutuhkan setiap
tingkat staff ( partner, manager, senior, dsb )untuk menyelesaikan
setiap bagian audit dengan cermat dan seksama. Angka taksiran ini akan
digunakan oleh kantor akuntan sebagai bahan diskusi dengan calon klien
dalam menetapkan honorarium tertentu yang telah ditentukan jumlahnya
berdasarkan kesepakatan dengan klien ( fixed-fee basis ), tapi
honorarium audit.
- Personal Klien.
Penggunaan
personal klien juga mempunyai dampak besar dalam penentuan staff dan
penjadwalan, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada honorarium audit,
pengaruh ini berkaitan dengan tiga kategori prosedur auditing, yaitu:
prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian
intern klien, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif.
6. Menyiapkan surat penugasan
Langkah
terakhir dalam tahap penerimaan penugasan adalah penyusunan surat
penugasan. Bentuk dan isi surat penugasan berbeda-beda untuk setiap
klien, namun secara umum setiap surat penugasan hendaknya berisi
hal-hal:
- menyebutkan dengan jelas nama perusahaan atau satuan organisasi dan laporan keuangan yang akan diperiksa
- menyebutkan tujuan audit
- menyebutkan bahwa audit akan dilakukan berdasarkan standar profesional
- menjelaskan tenteng sifat dan lingkup audit dan tanggung jawab auditor
- menyebutkan bahwa walaupun audit telah dirancang dan dilaksanakan dengan baik
- mengingatkan manajemen
- menyebutkan bahwa manajemen akan diminta untuk mmberikan representasi tertulis kepada auditor.
- menjelaskan mengenai dasar perhitungan honorarium audit dan cara penagihan honorarium.
-
meminta klien untuk mnegaskan kesepakatannya atas berbagai hal yang
tercantum dalam surat penugasan dengan menandatangani surat penugasan
tersebut dan mengirimkan kembali salinannya kepada auditor.
PERENCANAAN AUDIT
Standar pekerjaan lapangan pertama dalam standar auditing menyatakan bahwa :
“Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya”.
MENDAPATKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN BIDANG USAHA KLIEN
Mereview Kertas Kerja Tahun Lalu
Dalam
penugasan audit ulangan, auditor bisa memperoleh pengetahuan tentang
klien dengan mereview kertas kerja tahun lalu. Selain itu, kertas kerja
menunjukkan masalah-masalah yang mucul dalam audit pada tahun lalu yang
mungkin akan berlanjut pada tahun-tahun selanjutnya. Bagi klien baru,
kertas kerja yang disusun auditor pendahulu bisa membantu. Klien harus
memberi ijin pada auditor pengganti untuk mereview.
Mereview Data Industri dan Bisnis Klien
Untuk memperoleh pengetahuan tentang bisnis klien, auditor bisa:
a. mereview anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan
b. membaca notulen rapat dewan komisaris dan dewan direksi untuk mendapatkan informasi-informasi tertentu
c. analisis laporan keuangan tahunan dan interim, laporan pajak penghasilan, dan laporan ke instansi-instansi terkait
d. mempelajari berbagai peraturan pemerintah yang relevan
e. membaca kontrak-kontrak yang belanjut
f.
membaca publikasi-publikasi yang berkaitan dengan industri dan
perdagangan untuk mempelajari perkembangan bisnis dan industri mutahir.
Melakukan Peninjauan Ke Tempat Operasi Klien
Dari
peninjauan langsung ke pabrik, auditor akan mengetahui tata-letak
pabrik, proses operasi ( produksi ), fasilitas pergudangan, dan hal-hal
yang bisa menimbulkan masalah. Selama peninjauan ke kantor, auditor akan
mendapat pengetahuan tentang jenis dan lokasi catatan akuntansi dan
fasilitas PDE, dan kebiasaan kerja para karyawan.
Mengajukan Pertanyaan Kepada Komite Audit
Komite
audit dari dewan komisaris bisa memberi penjelasan penting kepada
auditor mengenai bisnis dan industri klien. Komite audit juga bisa
memberi informasi kepada auditor tentang perubahan-perubahan penting
dalam manajemen perusahaan dan struktur organisasi.
Mengajukan Pertanyaan Kepada Manajemen
Pertanyaan
yang diajukan kepada manajemen bisa menyangkut mengenai luas dan saat
keterlibatan personil klien dalam pembuatan daftar-daftar dan analisis
untuk auditor.
Menentukan Adanya Hubungan Istimewa
Prinsip
akuntansi yang berlaku umum mencakup keharusan membuat pengungkapan
khusus dan dalam hal tertentu menetapkan perlakuan akuntansi khusus,
untuk transaksi-transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa. PSA 34, Pihak Yang memiliki Hubungan Istimewa ( SA 334.07 )
menyatakan bahwa prosedur audit khusus, termasuk yang disebutkan dibawah
ini, harus digunakan untuk menentukan adanya transaksi yang memiliki
hubungan istimewa lainnya:
a.
Mengevaluasi prosedur perusahaan untuk mengidentifikasi dan membuat
catatan yang memadai atas transaksi antar pihak yang memiliki hubungan
istimewa.
b. Mereview dokumen
yang dilaporkan oleh perusahaan kepada Bapepam atau instansi pemerintah
yang lain mengenai nama pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, dan
bisnis lain yang di dalamnya para direktur perusahaan yang diperiksa
menduduki jabatan direksi atau manajemen.
c. Mereview kertas kerja audit tahun yang lalu untuk mengidentifikasi nama pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa.
d.
Mereview transaksi investasi yang material selama periode yang
diperiksa untuk menentukan apakah sifat dan luas investasi selama
periode tersebut menimbulkan pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Mempertimbangkan Dampak dari Pernyataan Akuntansi dan Auditing Tertentu yang relevan
Dampak
dari sejumlah pernyataan yang dibuat oleh instansi berwenang tertentu.
Dan jangan dilupakan, dalam tahap perencanaan audit ini, auditor juga
harus membuat pertimbangan khusus atas pernyataan-pernyataan akuntansi
dan pernyataan standar auditing terbaru.
MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS
PSA
No. 22, Prosedur Analitis (SA 329.02), merumuskan prosedur analitis
sebagai “evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari
hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data
keuangan yang lainnya, atau antara data keuangan dengan data
nonkeuangan”.
Penggunaan prosedur analitis dalam auditing dengan tujuan-tujuan :
• Tahap perencanaan audit, membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan luas prosedur audit lainnya.
•
Tahap pengujian, pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang
asersi tertentu (berhubungan dengan saldo rekening atau jenis transaksi)
• Tahap review akhir audit, review menyeluruh informasi keuangan dalam laporan keuangan setelah diaudit.
Prosedur analitis dapat membantu auditor dalam perencanaan dengan cara :
1. Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien
2.
Mengidentifikasi hubungan-hubungan yang tidak biasa dan fluktuasi yang
tidak diharapkan dalam data yang bisa menunjukkan bidang-bidang yang
kemungkinan mencerminkan resiko salah saji.
Penggunaan prosedur analitis dalam tahap perencanaan :
• Mengidentifikasi perhitungan atau perbandingan yang akan dibuat
- Perbandingan data absolute
- Analisis vertical (Common-size financial statements)
- Analisa rasio
- Analisis trend
• Mengembangkan ekspektasi atau harapan
- Informasi keuangan klien periode-periode yang lalu dengan mempertimbangkan perubahan yang diketahui
- Hasil antisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan
- Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan pada suatu periode
- Data industry
- Hubungan antara informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang relevan
• Melakukan perhitungan atau perbandingan
• Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
• Menyelidiki perbedaan signifikan yang tak diharapkan
• Menentukan pengaruhnya terhadap perencanaan audit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar